Selasa, 26 Maret 2013

Inilah Letak Kursi Paling Aman dalam Pesawat Terbang

Kursi Pesawat
Jika kita mendengar ada sebuah kecelakaan pesawat yang terjadi, maka yang biasa terlintas di benak kita adalah kecelakaan fatal dimana pesawat jatuh menukik atau menabrak gunung yang membuat semua penumpangnya tewas seketika. Padahal, sebagian besar kecelakan pesawat yang biasa terjadi adalah pendaratan dan lepas landas yang buruk, yang hanya merenggut korban sebagian penumpang. Pada kasus ini, kesempatan anda untuk selamat pun bergantung pada berbagai faktor, salah satunya adalah letak tempat duduk anda dalam pesawat. Karena, pada banyak kasus kecelakaan pesawat seperti ini, nomor kursi pesawat dapat menentukan perbedaan antara hidup dan mati penumpangnya. Berikut letak tempat duduk paling aman yang ada dalam sebuah pesawat.
Di Kabin Belakang
Jika melihat data statistik kecelakaan pesawat, maka, semakin jauh di belakang anda duduk, akan semakin baik peluang anda untuk dapat selamat. Tercatat, penumpang yang berada di dekat ekor pesawat memiliki peluang untuk selamat sekitar 40 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang dudup di beberapa baris pertama di bagian depan pesawat. Inilah kesimpulan yang diambil dari sebuah studi yang dilakukan oleh Popular Mechanics, yang mengamati 20 kecelakaan pesawat komersial yang terjadi di Amerika Serikat sejak tahun 1971.
Letak Kursi Paling Aman Dalam Pesawat pada Kecelakaan Pesawat
Pada 11 dari 20 kecelakaan pesawat tersebut, penumpang yang duduk di belakang memiliki peluang untuk dapat selamat yang lebih baik. Hanya 5 dari 10 kecelakaan dimana mereka yang duduk di depan memiliki peluang yang lebih baik. 3 dari 10 kecelakaan tidak memiliki pola tertentu yang menunjukkan perbedaan peluang untuk selamat. Sedangkan dalam satu kasus sisanya, posisi duduk penumpang tidak dapat ditentukan, sehingga tidak dapat dilakukan pengamatan.
Di Dekat Pintu Keluar
Sebuah studi komprehensif tentang bencana di pesawat yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Greenwich menunjukkan data statistik yang menyimpulkan bahwa kursi paling aman dalam sebuah pesawat adalah kursi yang paling dekat dengan pintu keluar. Penelitian ini mengamati kebakaran yang terjadi pada pesawat British Airtours 737 di bandara Manchester pada tahun 1985 yang merenggut 55 jiwa, dimana kebakaran disebabkan karena mesin yang meledak, dan api yang dihasilkan menyala di salah satu sisi pesawat dan memblokir beberapa pintu keluar. Penelitian ini menemukan bahwa penumpang yang meninggal rata-rata duduk dua kali lipat lebih jauh dari pintu keluar yang bisa digunakan dibanding mereka yang selamat. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa kursi yang berjarak hingga lima baris dari jalan keluar akan memiliki peluang yang lebih baik untuk melarikan diri jika ada api. Ketika kursi berada enam baris atau lebih dari pintu keluar, kemungkinan selamat menjadi jauh lebih kecil.
Letak Kursi Paling Aman Dalam Pesawat pada saat Kebakaran
Di Dekat Gang atau Lorong
Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa posisi kursi apakah kursi tersebut berada di dekat lorong atau berada di dekat jendela juga dapat membuat perbedaan. Ketika pesawat terbakar, mereka yang duduk di dekat gang memiliki peluang yang lebih tinggi untuk dapat melarikan diri dan selamat, yaitu 64 persen dibanding dengan mereka yang duduk dekat jendela yang hanya 58 persen. Namun, penelitian University of Greenwich ini agaknya bertentangan dengan temuan dari penelitian yang dilakukan Popular Mechanics di awal, dimana mereka mengatakan bahwa penumpang yang duduk di bagian depan pesawat memiliki peluang untuk melarikan diri sebesar 65 persen, lebih besar dibanding orang-orang yang duduk di bagian belakang yang hanya memiliki peluang selamat sebesar 53 persen.
Kesimpulan
Letak kursi yang paling aman dalam sebuah pesawat mungkin masih dapat diperdebatkan, karena tergantung berbagai faktor dan juga jenis bencana yang menimpa pesawat. Namun ada cara yang lebih baik untuk meningkatkan peluang anda untuk selamat dalam penerbangan. Yaitu dengan cara memesan penerbangan langsung tanpa transit. Karena, seperti dijelaskan di awal, kebanyakan kecelakaan pesawat terjadi pada saat lepas landas atau pendaratan, sehingga dengan mengurangi jumlah take off dan landing, maka kemungkinan anda untuk mengalami kecelakaan pun akan berkurang.

Mengapa Jendela di Menara Pemandu Lalu Lintas Udara Dibuat Miring?

Diantara sekian banyak bandara yang ada di seluruh dunia, hampir tidak ada yang memiliki desain arsitektur yang serupa. Namun, ada satu bangunan di bandara yang memiliki bentuk yang hampir sama yang dapat dijumpai dimana pun di seluruh dunia, yaitu menara pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC). Dimana-mana, menara ini selalu memiliki jendela yang miring. Lalu apa sebenarnya tujuan jendela menara tersebut dibuat miring? Banyak yang beranggapan bahwa jendela tersebut dirancang seperti itu untuk mencegah pantulan sinar matahari ke pilot di dalam kokpit pesawat. Namun penjelasan, ini tidak memiliki dasar yang kuat. Karena, bangunan lain di bandara memiliki jendela yang dipasang vertikal seperti biasa. Manfaat dari jendela yang miring ini ternyata bukan untuk orang-orang yang berada di luar menara melainkan untuk mereka yang berada di dalam menara tersebut. Kita biasa melihat (dan mengabaikan) pantulan cahaya yang ada di kaca sepanjang waktu, misalnya di monitor komputer atau di kaca jendela mobil. Tapi bagi petugas pemandu lalu lintas udara, pandangan mereka sama sekali tidak boleh terganggu oleh pantulan cahaya di kaca jendela. Karena, mereka memantau penerbangan, dimana keselamatan sangat diutamakan. Dengan jendela kaca yang miring ini, setiap cahaya dari dalam menara (seperti monitor komputer, layar video, lampu, dan lainnya) akan terpantulkan ke langit-langit. Langit-langit di menara ATC sendiri biasanya akan dicat dengan warna hitam untuk menyerap pantulan cahaya tersebut. Dengan begitu, tidak akan ada pantulan cahaya di kaca jendela yang dapat mengganggu penglihatan petugas pemandu lalu lintas udara.

Bagaimana Pemandu Lalu Lintas Udara Menjaga Keselamatan Anda?

SEWAKTU naik pesawat, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana sang pilot tahu tujuannya? Boleh jadi, Anda gelisah sewaktu memikirkan bahwa ada puluhan atau ratusan pesawat yang hilir-mudik di angkasa pada waktu yang bersamaan. Bagaimana sampai mereka tidak saling tabrak? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar bagi orang-orang yang bepergian dengan pesawat. Namun, statistik memperlihatkan bahwa mengadakan perjalanan dengan pesawat komersial cukup aman,* sebenarnya bahkan lebih aman ketimbang naik motor atau mobil. Faktor penting yang turut menjaga keselamatan adalah sistem pemandu lalu lintas udara.
Memandu Penerbangan Anda dengan Aman
Sang kapten, atau pilot yang mengendalikan pesawat, adalah yang paling bertanggung jawab atas keselamatan penerbangan sebuah pesawat. Namun, yang sering terjadi adalah ia tidak dapat melihat pesawat lain terbang di sekitarnya dan tidak mengetahui keberadaan mereka. Untuk alasan inilah, kebanyakan negara mempunyai sistem pemandu lalu lintas udara. Para petugas di darat terus mengikuti setiap fase penerbangan yang beroperasi mengikuti aturan instrumen penerbangan. Setio Utomo, yang sudah 13 tahun bertugas sebagai pemandu lalu lintas udara di Tarakan-Kalimantan Timur, berkata, ”Spesialis pemandu lalu lintas udara berperan penting atas keselamatan lalu lintas udara. Prioritas utama adalah mengupayakan jarak antarpesawat.” Didik Rohman, seorang pengawas lalu lintas udara, memberikan penjelasan lebih lanjut, ”Yang pertama dan terutama adalah keselamatan, tetapi selain keselamatan, kami juga mengatur kelancaran dan ketertiban lalu lintas udara.” Jadi, selain membantu mencegah terjadinya tabrakan, para petugas pemandu lalu lintas udara turut memastikan agar pergerakan pesawat lancar. Tujuan semua pengaturan ini adalah agar sewaktu sang pilot sibuk dengan tugasnya di kokpit, mata dan telinga banyak petugas di darat dapat terus memantau penerbangan itu. Sang pilot secara berkala berbicara melalui radio, bukan saja dengan para petugas pemandu di bandara keberangkatan dan tujuan, melainkan juga dengan para petugas yang berada di beberapa lokasi tertentu di antara kedua bandara. Memonitor hal-hal yang belum terlihat sang pilot sangatlah penting pada era pesawat berkecepatan tinggi ini. Bayangkan, ada dua pesawat jet komersial berada pada jalur yang sama dari arah yang berlawanan. Pada saat para pilot saling melihat, mungkin hanya ada waktu beberapa detik untuk mengelak tabrakan! Adalah tanggung jawab pemandu lalu lintas udara untuk mencegah terjadinya hal sedemikian. Jauh sebelum para pilot saling melihat, mereka akan diberi instruksi untuk menjaga jarak yang aman.
Memantau Penerbangan Anda
Pemancar radio di darat yang berfungsi sebagai penunjuk arah menyediakan sinyal-sinyal yang memandu pesawat. Pilot mempunyai instrumen yang menangkap sinyal-sinyal dari pemancar tersebut dan memberi tahu posisinya dengan tepat. Karena pemancar radio tersebut dipasang di berbagai lokasi tertentu, pesawat seolah-olah terbang dari satu titik ke titik lainnya hingga tiba ke tempat tujuan mereka. Sebenarnya, dengan bantuan sistem navigasi ini terciptalah jalur udara yang spesifik. Para petugas pemandu lalu lintas udara memantau pesawat pada jalur penerbangan ini. Sebelum keberangkatan, para pilot diwajibkan mendaftarkan rencana penerbangan yang memperlihatkan rute penerbangan yang akan mereka tempuh. Pemandu memiliki salinan rute tersebut, yang disebut flight progress strip. Salvador Rafael, seorang kepala pemandu lalu lintas udara, menjelaskan manfaat rencana tersebut, ”Ada titik-titik persimpangan pada jalur penerbangan. Sewaktu seorang pilot terbang di atas titik-titik tersebut, ia harus melaporkan informasi itu ke petugas pemandu. Lalu, petugas akan menandainya pada rute rencana penerbangan.” Dengan demikian, sang pemandu mendapatkan gambaran mental tentang jalur penerbangan itu. Untuk mendapatkan laporan tersebut, para pemandu menggunakan alat lain—radio. Ia tahu di mana pesawat itu berada, dan sang pilot menerima instruksi yang membantu dia menjaga jarak yang aman dari pesawat lain. Biasanya, para petugas pemandu dan pilot mempunyai beberapa radio serta frekuensi, sehingga jika ada yang tidak berfungsi, yang lain masih dapat mereka gunakan. Bagaimana dengan penerbangan internasional yang harus menggunakan berbagai bahasa? Untuk menghindari bahaya yang terjadi akibat salah komunikasi, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional telah memilih bahasa Inggris sebagai bahasa baku dalam penerbangan. Selain itu, jika ada kata-kata, huruf, serta angka yang kedengarannya mirip saat disampaikan melalui radio, pemandu lalu lintas udara telah diajarkan untuk menggunakan frasa dan pelafalan yang baku sewaktu memberikan instruksi kepada pilot. Langkah pengamanan lebih lanjut diambil dengan meminta para pilot ”membaca kembali”, atau mengulangi, instruksi tertentu yang diberikan oleh petugas pemandu. Radar adalah alat lain yang digunakan oleh pemandu lalu lintas udara. Gelombang radio yang mengenai pesawat akan dipantulkan dan ditangkap oleh antena radar. Lalu, pada layar perangkat radar, pesawat akan kelihatan seperti titik-titik atau target. Banyak pesawat diperlengkapi dengan alat transponder, yang mengembalikan sinyal penanda pesawat ke radar. Sewaktu sinyal-sinyal itu digabungkan dengan informasi pada komputer, pesawat itu akan tampil di layar radar, lengkap dengan nomor penerbangan, kecepatan, ketinggian, dan jenis pesawatnya. Jika pemandu melihat perlunya mengarahkan pesawat agar menghindari tabrakan, ia mempunyai beberapa pilihan. Ia dapat menginstruksikan pilot agar mengubah (1) haluan, atau arah. Ini disebut vectoring. Atau, ia dapat menyarankan untuk mengubah (2) kecepatan jika, misalnya, sebuah pesawat menyalip pesawat lainnya. Cara yang paling umum ia lakukan agar pesawat saling menjaga jarak adalah dengan mengubah (3) ketinggian jelajah. Sebagai fitur yang membantu menjaga keselamatan, banyak sistem radar mengingatkan para pemandu akan timbulnya situasi yang membahayakan. Misalnya, jika sistem mengantisipasi bahwa dua pesawat terlalu dekat satu sama lain, alarm akan terlihat dan terdengar. Alarm lain akan berbunyi jika sebuah pesawat kelihatannya terlalu dekat ke tanah.
Tujuannya—Keselamatan Anda
Rencana-rencana sudah mulai dibuat untuk meningkatkan sistem pemandu lalu lintas udara. Sistem navigasi di darat sering kali membuat pembatasan yang ketat bagi pesawat untuk mengikuti rute dan ketinggian spesifik. Hal ini memboroskan ruang terbang dan membuat rute penerbangan lebih panjang. Penerbangan kelak akan lebih mengandalkan sistem yang memanfaatkan satelit, seperti GPS (Global Positioning System), yang akan lebih fleksibel dalam mengatur rute pesawat dan lebih mudah memandu penerbangan yang melintasi samudra. Seperti yang diperlihatkan dalam pembahasan singkat kita tentang pemandu lalu lintas udara, pilot Anda bukanlah satu-satunya orang yang tahu di mana posisi pesawat Anda pada setiap saat. Sebenarnya, ada beberapa orang lain di darat yang memantau gerak laju penerbangan itu. Sistemnya telah dirancang untuk meminimalkan bahaya dan memaksimalkan keselamatan. Tidak heran mengapa tingkat kecelakaan pesawat komersial sangatlah rendah! Jadi, jika Anda seorang penumpang, janganlah terlalu waswas. Kali berikut Anda mengadakan penerbangan jarak jauh, ingatlah bahwa mata dan telinga para petugas pemandu lalu lintas udara memperhatikan keselamatan Anda. Silakan duduk tenang, rileks, dan selamat menikmati penerbangan Anda!
[Catatan]
Selama satu tahun terakhir ini di Amerika Serikat, pesawat-pesawat telah terbang sejauh sekitar 11 miliar kilometer, dan rata-rata hanya ada satu kecelakaan untuk setiap 334.448 jam terbang.

Senin, 25 Maret 2013

PEMANDU LALU LINTAS UDARA ( A.T.C )



Pemandu Lalu Lintas Udara (bahasa Inggris: Air Traffic Controller, ATC) adalah profesi yang memberikan layanan pengaturan lalu lintas di udara terutama pesawat udara untuk mencegah antarpesawat terlalu dekat satu sama lain, mencegah tabrakan antarpesawat udara dan pesawat udara dengan rintangan yang ada di sekitarnya selama beroperasi. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Controller juga berperan dalam pengaturan kelancaran arus lalu lintas, membantu Pilot dalam mengendalikan keadaan darurat, memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (seperti informasi cuaca, informasi navigasi penerbangan, dan informasi lalu lintas udara). ATC adalah rekan terdekat pilot selama di udara, peran ATC sangat besar dalam tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktivitas pesawat di dalam Manoeuvring Area diharuskan mendapat mandat terlebih dahulu dari ATC, yang kemudian ATC akan memberikan informasi, instruksi, Clearance/mandat kepada Pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan. ATC merupakan salah satu media strategis untuk menjaga kedaulatan suatu wilayah/suatu negara.[1]

Tujuan Pelayanan Lalu Lintas Udara

Berikut ini adalah tujuan pelayanan lalu lintas udara yang diberikan oleh ATC berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian 170[4]:
  1. Mencegah tabrakan antarpesawat.
  2. Mencegah tabrakan antarpesawat di area pergerakan rintangan di area tersebut.
  3. Mempercepat dan mempertahankan pergerakan lalu lintas udara.
  4. Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan efisiensi pengaturan lalu lintas udara.
  5. Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam pencarian pesawat yang memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan organisasi yang dipersyaratkan.
atau disebut dengan istilah 5 objective of ATS dalam ICAO dokumen ANNEX 11 tentang Air Traffic Service [5]:
  1. Prevent collisions between aircraft;
  2. Prevent collisions between aircraft on the manoeuvring area and obstructions on that area;
  3. Expedite and maintain an orderly flow of air traffic;
  4. Provide advice and information useful for the safe and efficient conduct of flights;
  5. Notify appropriate organizations regarding aircraft in need of search and rescue aid, and assist such organizations as required.

Ruang Operasi

ATC melakukan pengaturan lalu lintas udara di Menara/(Tower) untuk Aerodrome Control Tower, agar dapat melihat dengan jelas keadaan runway Landas pacu, sedangkan untuk Approach Control Unit dan Area Control Centre berada di ruangan yang letaknya berdekatan dengan Menara/(''Tower'') untuk memudahkan koordinasi. Namun tidak semua bandar udara menerapkan kondisi demikian, disesuaikan dengan kondisi lalu lintas udara dan kepadatannya.

 

Beban Kerja

Disiplin dan tanggung jawab yang tinggi, jam kerja di ATC diatur secara bergiliran berdasarkan "possition log" atau “shift” [6]. Pada Aerodrome Control Tower, bidang pekerjaannya yang dibagi dalam beberapa unit, di antaranya Clearance Delivery, unit yang memberi informasi semua Rute Pelayanan Lalu Lintas Udara/ ATS Route, ketinggian pesawat yang diminta atau diizinkan untuk terbang ke tujuan. Ground Control, mengatur semua pergerakan mulai pesawat itu push back, sampai pesawat ke taxiway, menanti di ujung runway untuk take off. Assistant Tower Controller, tugasnya membantu aktivitas tower controller. Tower Controller sendiri mengatur take off dan landing pesawat.
Sekalipun jam kerja sudah diatur, setiap rutinitas pasti ada kejenuhannya. Namun karena pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa penumpang pesawat, dengan fokus dan tanggung jawab profesi, ATC diharuskan untuk tidak merasakan kejenuhan ketika bekerja. Pada hal ini Penyedia layanan pemanduan lalu lintas udara wajib menerapkan pola manajemen stress pada beban kerja ATC dan manajemen keselamatan. Menurut Dokumen 9426 Air Trafic Planning Manual, pemimpin unit pemandu lalu lintas udara (unit chief controllers) dan para petugas evaluasi (evaluation officers) perlu selalu waspada atas tanda–tanda stres pada anggota stafnya dan mestinya tidak ragu–ragu untuk membantu meringankannya. Pada langkah ini, suatu diskusi informal supervisor dengan pegawai pelaksana sering dapat menghindari hilangnya kecakapan secara progresif. Ini dapat juga meningkatkan keselamatan operasi unit yang terkait. [7]